Minggu, 30 Januari 2011

INGAT BEBEK


Ingat bebek? Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke kakek dan neneknya dipertanian mereka.
Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam. Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu dikepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan sedih. Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek didalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.
Setelah makan, nenek berkata, “Sally, cuci piring.” Tetapi Sally berkata, “Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu didapur, bukankah demikian Johnny?” Dan Sally berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Johnny mencuci piring.
Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek berkata, “Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan makanan.” Tetapi Sally tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, karena Johnny memberitahu kalau ingin membantu.” Kembali dia berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal dirumah.
Setelah beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Sally, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya nenek dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun. Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, “Sayangku, aku tahu. Tidakkah kau lihat, aku berdiri dijendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu.” Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang dilemparkan musuh kemukamu. Tetapi apapun itu, aku ingin memberitahu sesuatu. Tuhan juga selalu berdiri di’jendela’. Dan Dia melihat segalanya. Dan karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau memintanya. Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu. Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga tidak mengingat-ingat lagi dosamu.”

KAMU CANTIK SEKALI....


Ukhti, kamu cantik sekaliiiii…
by Thyta Nissa on Friday, 28 January 2011 at 21:00
Ukhti…..
Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti…..
Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.

Ukhti …
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti…..
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti….
Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.
Ukhti, kamu cantik sekali…

Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu
Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu.
Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi.
Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (HR. Muslim)

Subhanallah... cantiqnya,,

Jumat, 21 Januari 2011

DERAJAT DI SISI ALLAH

Rasulullah saw bersabda :
"Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya disisi Allah, maka hendaknya memperhatrikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. maka sesungguhnya Allah menempatkan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu menempatkan Allah dalam jiwanya (hatinya)"

untuk mengetahui tinggi rendahnya derajat diri di sisi Allah ada tiga tolok ukur yang harus kita ketahui :
1. dari frekwensi mengingat Allah.
    dalam waktu 24 jam waktu yang kita miliki setiap harinya, berapa jam yang kita gunakan untuk mengingat      Allah. saat sholat apakah kita mengingat Allah dengan benar atau kita ingat yang lainnya.  Saat makan, saat 
    bekerja, saat dalam perjalanan..,apakah kita selalu mengingatnya. bila hati kita selalu nyambung pada Allah 
    dalam kondisi apapun, maka sesungguhnya Allah tekah meninggikan derajat kita.
2.. Sejauh mana usaha kita untuk "menyenangkan" Allah.
     Tinggi rendahnya derajat kita disisi Allah dapat terlihat dari senang tidaknya kita melakukan amalan yang 
    dicintai Allah dan Rasulnya. Allah menyukai sholat beerjamaah, apakah kita termasuk orang yang 
     bersegera pergi ke masjid tatkala adzan berkumandang atau malah sibuk dengan urusan dunia.
    Allah meyukai orang yang dermawan, dan orang yang sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan Al  
     quran dan semua kebaikan..., 
    Maka semakin gigih kita "menyenangkan Allah' dengan melakukan amaln yang dicintai-Nya, insya Allah 
    derajat kita akan tinggi disisi-Nya.
3.  Sejauh mana kegigihan kita dalam menghindarkan diri dari maksiat.
     kedekatan seorang hamba dengan Allah terlihat dari kesungguhannya dalm menjauhi maksiat. manusia    
     tak    akan pernah luput dari dosa, namun orang yang berkedudukan tinggi di sisi Allah akan segera  
     bertobat saat ia terjerumus pada perbuatan maksiat. ia menyesal, kemudian berazam untuk tidak 
      mengulanginya lagi daan menggantikannya dengan kebaikan yang lebih banyak. sebaliknya, orang yang     
     jauh dari Allah, akan bahagia dengan dosa, tidak memiliki penyesalan da mengulanginya lagi di lain  
      kesempatan...

karenanya., jangan ada yang ditakuti dalam hidup ini, kecuali takut tidak dapat mengeenal Allah. Harta, pangkat, jabatan, ketenaran, ketampanan atau kecantikan sama sekali tidak bernilai, bila hati kita hampa dari mengingat Allah. maka kita harus mulai mengubah cita-cita hidup, cukuplah menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia dan berkedudukan tinggi di hadapan Allah...
amiinn... 

Pencarian...

Pada sebuah cermin....
saat tersenyum kan ada potret indah

Tersenyumlah
Gelitik kerikil itu tlah enyah dari telapak kaki..

Pada kenangan pahit sedih adalah masa lalu dan menjadi takdirmu..

Hanya rasa ikhlas yang mampu redakan gelisah..bahwa semua manusia mengalami uji kearifan.

Kini..
Jadikan Sahabat sejatimu mengisi hidupmu. Siapa ?
Pada jalan kan berujung
Pada langkah kan berhenti
Pada henti kan temui

Jadi?
Warnai asa dengan warnamu
Dendangkan nada penggembiramu
Agar semangat kembali berseri
sambut cita,cinta dan anugrahNya.

.....pasti kau tahu

BILA UMI BOLEH MEMILIH...

Anakku..,
bila umi boleh memilih..,
apakah umi berbadan lanGsing atau berbadan besar karena mengandungmu..,?
maka umi akan memilih mengandungmu...,
karena dalam mengandungmu..,
umi merasakan keajaiban dan kebesaran Allah...,
sembilan bulan nak... engkau hidup dalam perut umi..
engkau ikut kemanapun umi pergi..
engkau ikut merasakan ketika jantung umi berdetak karena bahagia...
engkaupun menendang seakan meronta dalam rahim umi...,
ketika engkau merasa tidak nyaman..,
lantaran umi kecewa dan berurai air mata..

Anaku...
bila boleh umi memilih...
apakah umi harus operasi cesar..., atau harus berjuang melahirkanmu...,
maka umia akan memilih berjuang melahirkanmu..,
menunggu dari jam-ke jam.., menit ke menit..,
saat akan kelahiranmu...,
bagaikan menunggu antrian saat akan memasuki salah satu pintu surga...
karena kadahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan keluar ke dunia ini umi rasakan..
dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua..
malaikatpun tersenyum...
diantara peluh dan erangan rasa sakit..,
yang tak kan pernah dapat umi ceritakan pada siapapun...

dan ketika engkau hadir...,
tangismu memcah dunia..
saat itulah.., saat yang paling membahagiakan...,
semua sakit dan derita sirna sat melihatmu yang masih merah...
saat mendengarkan Abi-mu mengumandangkan adzan...,
kalimat syahadat kebesaran Allah..,
dan... penetapan hati tentang junjungan kita rasulullah saw di telingamu...

anakku...,
bila umi boleh memilih...,
apakah umi berdada indah..., atau harus bangun tengah malam untuk menyusui-mu...??
maka umi kan memilih menyusuimu..,
karena dengan menyusuimu..,
umi telah membekali hidupmu dengan tetesan dan tegukkan yang sangat berrharga...
merasakan kehangatn bibir dan badanmu di dada umi meski umi dalam kantuk yang teramat sangat...
karena disitu ada rasa yang luar biasa yang tak dirasaka oleh orang lain...

Anakku...
bila umi boleh memilih..,
antara duduk berlama-lama di ruang rapat.., atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle...??
maka umi akan memilih bermain puzle denganmu....
tetapi anakku...
hidup memang pilihan...
jika dengan pilihan umi.., engkau merasa sepi dan merana...,
maka ma'afkanlah umi...!!!
ma'afkan umi....., ma'afkan umi nak....

percayalah nak...,
umi sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita...,
agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang....


Percayalah nak...,
sepi dan ranamu...,
adalah sebagian duka umi.....


percayalah nak....
engkau akan selalu menjadi belahan jiwa umi.....,

WANITA SEJATI..

Sepulang sekolah..., Shofie dan Haula..., dua bidadari kecilku ini duduk manis disebelahku saat aku sedang membaca sebuah buku....., lalu bertanya..,
"“Abi…ceritain dong..., siapa sih yang disebut WANITA SEJATI...??”
"Eeehh..., kenapa tanyain itu sayang...??" aku balik bertanya ..heran..!!
"Iya tadi di sekolah aku disuruh kultum sama ibu guru..., judulnya WANITA SEJATI..., tapi aku belum bisa, makanya aku minta dikasih tau sama Abi..." jawab Shofie..
Aku pun tersenyum, kutaruh buku yang kubaca, lalu kurangkul keduanya seraya mendudukkannya dipangkuanku..,
"dengar ya sayang...

WANITA SEJATI bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dari kecantikan hati yang ada dibaliknya.

WANITA SEJATI bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tapi dilihat dari sejauh mana Ia menutupi bentuk tubuhnya.

WANITA SEJATI bukan dilihat dari begitu banyak kebaikan yang diberikan, tetapi dari keikhlasan Ia memberikan kebaikan itu.

WANITA SEJATI bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

WANITA SEJATI bukan dilihat dari keahlIannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya berbicara.

Aku terdiam sejenak sembari menatap keduanya dan membelai kepalanya...
“Lantas apa lagi Abi…?” tanya Shofie dan Haula tidak sabar...

Ketahuilah anak-anaku sayang….
WANITA SEJATI bukan dilihat dari keberaniannya berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia berani mempertaruhkan kehormatannya.

WANITA SEJATI bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatirannya yang mengundang orang jadi tergoda.

WANITA SEJATI bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujIan yang Ia jalani, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia menghadapi ujian itu dengan Syukur.

Dan Ingat-ingat yaah…!!!
WANITA SEJATI bukanlah dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana Ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul...

Lalu Shofie dan Haula bertanya lagi...
“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi…?”
Ku ambil buku yang tadi ku baca, lalu kuberikan buku itu pada keduanya..., merekapun berebut membaca judul yang terdapat dalam sampul buku itu dengan suara keras..

ISTRI PARA NABI...????
"Iya anaku..., Meski kalian bukanlah salah satu dari Istri Nabi, Tapi meneladaninya adalah sebuah bentuk kecintaan kita terhadap Allah SWT.."

"Robbana Hab lana min azwajina wa jurriyatina qurrota a'yun.., waj'alna lil muttaqiina imaama.."

MARRIAGE CAKE...

by Ombi Bali on Thursday, 23 December 2010 at 06:36
Bagi yang sudah menikah, kue perkawinan ini diperlukan untuk mengingatkan & direnungkan.
Bagi yang belum menikah kue ini untuk bahan masukan, supaya jangan
salah adonan....??
Silahkan mencoba !!!


KUE PERKAWINAN
Bahan bahan yang diperlukan :
1 pria sehat,
1 wanita sehat,
100% Komitmen,
2 pasang restu orang tua,
1 botol kasih sayang murni.


Bumbu:
1 balok besar humor,
25 gr rekreasi,
1 bungkus doa,
2 sendok teh telpon-telponan,
5 kali ibadah/hari
Semuanya diaduk hingga merata dan mengembang).


Tips :
- Pilih pria dan wanita yang benar-benar matang dan seimbang.
- Jangan terlalu tua dan terlalu muda karena dapat mempengaruhi kelezatan (sebaiknya dibeli di toserba bernama TEMPAT IBADAH, walaupun agak jual mahal tapi mutunya terjamin.)
- Jangan beli di pasar yang bernama DISKOTIK atau PARTY karena
walaupun modelnya bagus dan harum baunya tapi kadang menipu konsumen atau kadang menggunakan zat pewarna yang bisa merusak kesehatan.
- Gunakan Kasih sayang cap “DAKWAH” yang telah mendapatkan
penghargaan ISO dari Departemen Kesehatan dan Kerohanian.


Cara Memasak:
- Pria dan Wanita dicuci bersih, buang semua masa lalunya sehingga
tersisa niat yang murni.
- Siapkan loyang yang telah diolesi dengan komitmen dan restu orang
tua secara merata.
- Masukkan niat yang murni kedalam loyang dan panggang dengan api
merata sekitar 30 menit didepan penghulu.
- Biarkan di dalam loyang tadi dan sirami dengan bumbunya.
- Kue siap dinikmati.


Catatan:
Kue ini dapat dinikmati oleh pembuatnya seumur hidup dan paling enak
dinikmati dalam keadaan hangat. Tapi kalau sudah agak dingin, tambahkan
lagi humor segar secukupnya, rekreasi sesuai selera, serta beberapa
potong doa kemudian dihangatkan lagi di oven ber merek “Tempat Ibadah”.
Setelah mulai hangat, jangan lupa telepon-teleponan bila berjauhan.

Selamat mencoba, dijamin semuanya halal koq!.


” Alaa Bi-Dzikrilla Tathmainul Qulub “
Ketahuilah, bahwa dengan berzikir/mengingat Allah hati menjadi tenang

Oleh : Yusnaini Rany

SENDAL JEPIT UMI

Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Duh, betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini, makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. Sayur sop rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin tak ketulungan.

"Ummi... Ummi, kapan kamu dapat memasak dengan benar? Selalu saja, kalau tak keasinan, kemanisan, kalau tak keaseman, ya kepedesan!" Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.

"Sabar Bi, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Katanya mau kayak Rasul? Ucap isteriku kalem.

"Iya. Tapi Abi kan manusia biasa. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini!" Jawabku masih dengan nada tinggi.

Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya merebak.

*******

Sepekan sudah aku ke luar kota. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan baiti jannati di rumahku. Namun apa yang terjadi? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. Piring-piring kotor berpesta-pora di dapur, dan cucian, wouw! berember-ember. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci. Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada.

"Ummi... Ummi, bagaimana Abi tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini?" ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Ummi... isteri sholihah itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah?"

Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu. "Ah...wanita gampang sekali untuk menangis," batinku. "Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Katanya mau jadi isteri shalihah? Isteri shalihah itu tidak cengeng," bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai.

"Gimana nggak nangis! Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Rumah ini berantakan karena memang Ummi tak bisa mengerjakan apa-apa. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali," ucap isteriku diselingi isak tangis. "Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda..." Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.

Hamil muda?!?! Subhanallah … Alhamdulillah…

********

Bi..., siang nanti antar Ummi ngaji ya...?" pinta isteriku. "Aduh, Mi... Abi kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja ya?" ucapku.
"Ya sudah, kalau Abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan," jawab isteriku.
"Lho, kok bilang gitu...?" selaku.
"Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Ummi gampang pusing kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa," ucap isteriku lagi.

"Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja," jawabku ringan.

*******

Pertemuan dengan mitra usahaku hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput isteriku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar, ini pertanda acara belum selesai. Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal. "Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu," aku membathin.

Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah. Kuperhatikan ada inisial huruf M tertulis di sandal jepit itu. Dug! Hati ini menjadi luruh. "Oh....bukankah ini sandal jepit isteriku?" tanya hatiku. Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Tes! Air mataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya hati ini, kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku. Sampai-sampai kemana-mana ia pergi harus bersandal jepit kumal. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.

"Maafkan aku Maryam," pinta hatiku.

"Krek...," suara pintu terdengar dibuka. Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua ukhti berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan cerah, secerah warna baju dan jilbab umminya. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar. Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berabaya gelap dan berjilbab hitam melintas. "Ini dia mujahidah (*) ku!" pekik hatiku. Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memperhatikan isteri.

Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku. Aku benar-benar menjadi malu pada Allah dan Rasul-Nya. Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang lain, sedang isteriku tak pernah kuurusi. Padahal Rasul telah berkata: "Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya."

Sedang aku? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar menggauli isterinya dengan baik. Sedang aku terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya. Aku benar-benar merasa menjadi suami terzalim!

"Maryam...!" panggilku, ketika tubuh berabaya gelap itu melintas. Tubuh itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum. Senyum bahagia.

"Abi...!" bisiknya pelan dan girang. Sungguh, baru kali ini aku melihat isteriku segirang ini.
"Ah, betapa manisnya wajah istriku ketika sedang kegirangan… kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?" sesal hatiku.

******

Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. "Alhamdulillah, jazakallahu...," ucapnya dengan suara mendalam dan penuh ketulusan.

Ah, Maryamku, lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu. Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku. Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud (**) dan 'iffah (***) sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku?

(Oleh : Yulia Abdullah)

Keterangan
(*) mujahidah : wanita yang sedang berjihad
(**) zuhud : membatasi kebutuhan hidup secukupnya walau mampu lebih dari itu
(***) ‘iffah : mampu menahan diri dari rasa malu

ASSALAMU'ALAIKUM WR WB...

setiap detik yang kita lalui sangat berharga buat kita...,
bahkan untuk orang-orang yang Allah berikan kebaikan padanya, baginya kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia....,
karenanya, saat orang sibuk menyambut tahun ini dengan berbagai ritual..., mari kita introspeksi diri...dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya..
kita telah banyak berteman, bergaul, berbicara, bercanda dari sejak kecil...,
ada teman SD, teman SMP, Teman SMA, teman Kuliah.., teman kerja, diklat, pelatihan dan seminarr....,
namun semua seakan berlalu begitu saja.., tak banyak teman SD yang masih kt kenal,
tak banyak teman SMP yang kt ingat.., jg tak semua teman-teman SMA yang sampai sekarang masih online dengan kita...,
namun pertemanan yang pernah terjalin.., ucapan, canda, dusta.. atau kebaikan sekecila apapun yang pernah kita lakukan selama berinteraksi dengan mereka semua tercatat dalam catatan amal baik atau buruk kita....
betapa malunya jika nanti..., saat di akhirat..., saat raport dibagikan..ternyata....semua interaksi yang kita lakukan dengan teman punya nilai merah..., karena ada dusta, kesombongan, dengki, iri, dendam, marah atau lainnya...,dan membuat teman-teman kita sakit hati...
dan saat kematian datang ternyata semua belum terma'afkan...,
karenanya...,
tahun ini sy punya harapan besar... untuk berbuat yang terbaik disetiap kesempatan..., pada setiap interaksi yang saya lakukan.., pada setiap orang yang saya temui..., baik yang telah saya kenal, baru kenal ataupun yang belum saya kenal...,
bukankah rasulullah saw memerintahkan kita untuk menebarkan salam pada orang yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal...,
maka saya ingin berbuat baik..., dan melakukan sesuatu yang terbaik untuk sesama...
agar buku (raport) saya di akhirat nanti penuh dengan nilai baik...,
untuk itu..,
terimalah salam saya wahai anak-anakku, teman-temanku, saudara-saudaraku baik yang telah mengenal ku atau yang baru kenal...
dan teman-temanku di FB baik yang telah Adds maupun yang belum...,
Assalamu'alikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
Salam sejahtera untukmu,
semoga segala kebaikan, keberkahan dan kasih sayang menyertai setiap langkahmu
dan saya hanya ingin...,
ini menjadi moment terbaik..., setiap hari menjadi hari terbaik...karena kita mencintai semua kebaikan...
dan saya mengajak dari sini..
mari kita perbaiki diri kita kemudian kita ajak orang-orang disekitar kita untuk sama memperbaiki diri dan mengajak yang lain untuk berbuat yang terbaik..,
"Demi waktu..,
sesungguhnya manusia dalam kerugian...,
kecuali orang-orang yang beriman...,
dan orang-orang yang beramal sholeh...,
dan orang-orang yang saling menasehati dalam kebaikan...,
dan orang-orang yang saling menasehati dalam kesabaran..."
"mudah-mudahan kita semua termasuk di dalamnya.., amiin"
..I Love You my Friends..